MEZBAH KELUARGA
Mazmur 8:3 Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam.
Ketika Israel mengalami krisis ekonomi pada zaman Yoel, karena mengalami kekeringan, gagal panen, kebakaran hutan dan hama belalang (Yoel Pasal 1& 2), maka Yoel mengadakan gerakan doa bagi pemulihan bangsa. Yang menarik dari gerakan doa Yoel, ia juga memanggil anak-anak bahkan anak-anak yang menyusu (Yoel 2:16). Tuhanpun menjawab doa mereka, sehingga panen berlimpah dan makan hingga kenyang (Yoel 2:19-27) bahkan menjanjikan akan memenuhi mereka dengan Roh Nya (Yoel 2:28-29).
Ketika Israel mengalami krisis keamanan pada zaman Yosazat, karena musuh tiga bangsa, Moab Amon dan Meunim datang serentak (2 Tawarikh 20:1-3), maka YosafaT juga mengadakan gerakan doa nasional. Ternyata Yosafat juga mengajak anak-anak berdoa (2 Taw 20:13). Tuhan pun menjawab mereka dan berperang ganti mereka. Mereka ke medan perang menjumpai semua musuh sudah mati dan tinggal menjarah barang-barang berharga yang ditinggalkan musuh. Musuh berubah menjadi kurir pembawa berkat dan ketakutan berubah menjadi puji-pujian. (Ayat 24-26).
2 Tawarikh 20:13 Sementara itu seluruh Yehuda berdiri di hadapan TUHAN, juga segenap keluarga mereka dengan isteri dan anak-anak mereka.
Ketika bangsa kita mengalami krisis, banyak gereja, yayasan, jaringan dan pendeta, juga mengadakan gerakan doa, hanya saja caranya berbeda, karena banyak tempelan kertas di ruang doa atau catatan di undangan doa ‘DILARANG MEMBAWA ANAK-ANAK’ atau ‘ANAK KECIL DILARANG MASUK’. Mereka rupanya seperti murid-murid Yesus yang melarang anak-anak datang kepada-Nya.
Yosafat dan Yoel hidup setelah zaman Daud, bisa saja mereka diinspirasi oleh Mazmur 8:3 diatas. Sementara gerakan doa oleh beberapa jaringan atau yayasan saat ini, banyak yang berupa ‘kelompok sosial’ bahkan ada yang menjadi ‘alat kendaraan politik’ serta ‘modal negosiasi’ untuk meminta kedudukan dalam struktur di berbagai lembaga, dengan membawa jaringan dan pengikut sebagai ‘kekuatan’. Karena itu tujuannya, maka tidak heran jika mereka melarang anak-anak datang.
Beberapa kelompok lain berdoa, bukan untuk sebuah pemulihan, tetapi untuk ‘menikmati’ suasana doa, yang tentunya akan terganggu, jika ada anak-anak. Sementara TUHAN pasti tidak terganggu dengan adanya anak-anak, karena dimanapun anak-anak berada, di rumah, di ruang doa atau di jalanan, TUHAN memang melihat mereka. TUHAN rindu anak-anak ada di dalam hadiratNYA, hanya sayang banyak dihalang-halangi oleh ‘otoritas organisasi doa’.
Jika kita sungguh-sungguh merindukan pemulihan negeri ini, pemimpin, pendeta, gereja, jaringan dan yayasan kristen harus bertobat dan menjadi seperti anak kecil (Matius 18:3,4) supaya bisa masuk ‘Kerajaan Sorga’. Kerajaan Sorga bukan soal makanan tetapi ‘kuasa’ dan ‘kuasa’ mengusir setan dengan kuasa roh Allah (Matius 12:28)
Buku yang satu ini memang penuh inspirasi, rhema dari Roh Kudus kepada seorang pribadi yang unik, tafsiran atas ayat atau kata yang jarang diperhatikan hamba Tuhan lain, seperti ‘mencuat’ dan memberi banyak arti. Buku ini dengan mudah bisa didapatkan di Kharisma, Imannuel, Metanoia, Narwastu, TB.KWAN, TB.Sharon, Vision dan berbagai toko lainnya diseluruh Indonesia.